Kamis, 27 November 2014

Minggu, 02 November 2014

Bahasa Mandarin

Bahasa Mandarin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Mandarin
北方话
Guanhua.png
Dituturkan di Republik Rakyat Tiongkok, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, dan komunitas keturunan Cina lainnya di seluruh dunia
Wilayah Sebagian besar bagian utara dan barat daya Cina; dimengerti secara luas di bagian lainnya.
Jumlah penutur 867,2 juta  (tidak ada tanggal)
Rumpun bahasa
Sino-Tibet
Status resmi
Bahasa resmi di dalam bentuk standar Putonghua atau Guoyu: Cina, Taiwan, Singapura.
Diatur oleh di Tiongkok: berbagai badan
di Taiwan: Mandarin Promotion Council
di Singapura: Promote Mandarin Council/Speak Mandarin Campaign [1]
Kode-kode bahasa
ISO 639-1 zh
ISO 639-2 chi (B) / zho (T)
ISO 639-3
Bahasa Mandarin Tentang suara ini dengarkan (Tradisional: 北方話, Sederhana: 北方话, Hanyu Pinyin: Běifānghuà, harafiah: "bahasa percakapan Utara" atau 北方方言 Hanyu Pinyin: Běifāng Fāngyán, harafiah: "dialek Utara") adalah dialek Bahasa Tionghoa yang dituturkan di sepanjang utara dan barat daya Republik Rakyat Tiongkok. Kata "Mandarin", dalam bahasa Inggris (dan mungkin juga Indonesia), digunakan untuk menerjemahkan beberapa istilah Cina yang berbeda yang merujuk kepada kategori-kategori bahasa Tionghoa lisan.
Dalam pengertian yang sempit, Mandarin berarti Putonghua 普通话 dan Guoyu 國語 yang merupakan dua bahasa standar yang hampir sama yang didasarkan pada bahasa lisan Beifanghua* (lihat di bawah). Putonghua adalah bahasa resmi Cina dan Guoyu adalah bahasa resmi Taiwan. Putonghua - yang biasanya malah dipanggil Huayu - juga adalah salah satu dari empat bahasa resmi Singapura.
Dalam pengertian yang luas, Mandarin berarti Beifanghua (secara harafiah berarti "bahasa percakapan Utara"), yang merupakan sebuah kategori yang luas yang mencakup beragam jenis dialek percakapan yang digunakan sebagai bahasa lokal di sebagian besar bagian utara dan barat daya Cina, dan menjadi dasar bagi Putonghua dan Guoyu. Beifanghua mempunyai lebih banyak penutur daripada bahasa apapun yang lainnya dan terdiri dari banyak jenis termasuk versi-versi yang sama sekali tidak dapat dimengerti.
Seperti ragam-ragam bahasa Tionghoa lainnya, ada banyak orang yang berpendapat bahwa bahasa Mandarin itu merupakan semacam dialek, bukan bahasa.
* Dalam bahasa Indonesia dibaca: Peifanghua

Asal kata Mandarin

Peta penyebaran dialek sinitik di dataran Tiongkok.
Kata "mandarin" dalam bahasa Indonesia sendiri diserap dari bahasa Inggris yang mendeskripsikan bahasa Tionghoa juga sebagai bahasa Mandarin. Namun sebenarnya, kata "Mandarin" ini diserap bahasa Inggris dari Portugis mandarim, yang berasal dari Melayu [ˈməntəri] menteri.[1][2].
Sumber yang lain menyebutkan Mandarin secara harfiah berasal dari sebutan orang asing kepada pembesar-pembesar Dinasti Qing pada zaman dulu. Dinasti Qing adalah dinasti yang didirikan oleh suku Manchu, sehingga pembesar-pembesar kekaisaran biasanya disebut sebagai Mandaren (Hanzi: 滿大人) yang berarti "Pembesar Manchu". Dari sini, bahasa yang digunakan oleh para pejabat Manchu waktu itu juga disebut sebagai "bahasa Mandaren". Penulisannya berevolusi menjadi "Mandarin" di kemudian hari.

Nama-nama lain

  • Guoyu - (Hanzi: 國語) adalah sebutan lain bagi dialek Utara bahasa Han yang kita kenal sebagai bahasa Mandarin. Guoyu berarti harfiah "bahasa nasional", sesuai dengan kenyataan bahasa Mandarin ditetapkan sebagai bahasa resmi pemerintahan dan nasional di beberapa negara seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Tiongkok di Taiwan.
  • Huayu (Hanzi: 華語) adalah nama lain dari dialek Utara bahasa Han yang kita kenal sebagai bahasa Mandarin sekarang ini. Huayu berarti harfiah "bahasa Hua", merupakan bahasa yang umum digunakan oleh orang Tiongkok dalam hal ini menunjuk kepada bahasa Mandarin yang luas dituturkan.

Bahasa Hokkien

Bahasa Hokkien


Bahasa Hokkien
闽南语/閩南語;
Dituturkan di Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok, Singapura, Indonesia, Malaysia dan daerah lain di mana komunitas Hokkien menetap
Wilayah Provinsi Fujian selatan; daerah Chaozhou-Shantou di provinsi Guangdong; bagian paling selatan provinsi Zhejiang; hampir seluruh Taiwan; hampir seluruh Hainan (jika Qiong Wen ikut dihitung); Semenanjung Leizhou di provinsi Guangdong
Jumlah penutur 49 juta  (tidak ada tanggal)
Rumpun bahasa
Sino-Tibet
 Dialek Tionghoa
  Min
   Min Nan/Hokkien
Status resmi
Bahasa resmi di tidak ada
Diatur oleh tidak ada
Kode-kode bahasa
ISO 639-1 zh
ISO 639-2 chi (B) / zho (T)
ISO 639-3
Bahasa Hokkien atau bahasa Hokkian (Sederhana: 闽南语, Tradisional: 閩南語) yang dikenal sebenarnya adalah dialek Min Selatan (Min-nan) yang merupakan bagian dari bahasa Han. Dialek ini terutama digunakan secara luas di provinsi Fujian (Hokkien), Taiwan (Taiwan), sebelah utara Guangdong (Kengtang) dan di Asia Tenggara di mana konsentrasi Tionghoa perantauan adalah mayoritas berasal dari provinsi Fujian. Bahasa Hokkian juga dikenal sebagai bahasa Holo di daratan Tiongkok dan Taiwan.
Bahasa Hokkien ini sendiri terbagi atas banyak logat di antaranya logat Ciangciu (Zhangzhou), logat Cuanciu (Quanzhou) dan logat Emui (Xiamen, dulu Amoy). Bahasa Tiochiu (Chaozhou) adalah juga salah satu logat dalam bahasa Hokkien, namun karena penduduk Tiochiu tersebar di daerah Guangdong utara, maka bahasa Tiochiu kemudian mendapat pengaruh dari bahasa Kanton menjadi logat dalam bahasa Hokkien yang dekat dengan bahasa Kanton (lihat bahasa Kantonis).
Di Indonesia sendiri, bahasa Hokkien umumnya dikenal sebagai bahasa ibu (mother tongue) komunitas Tionghoa di Medan, Pekanbaru, Palembang, Kepulauan Riau, dan beberapa daerah lainnya.

Bahasa Hokkien dan bahasa Indonesia

Peta penyebaran dialek sinitik di dataran Tiongkok.
Bahasa Indonesia banyak menyerap kata-kata dari bahasa-bahasa Tionghoa, namun yang paling banyak diserap bukanlah berasal dari bahasa Mandarin namun dari bahasa Hokkien. Hal ini diketahui karena bahasa Hokkien memiliki ciri khas fonologis di mana fonem /f/ pada posisi dalam bahasa Mandarin padanannya adalah fonem /h/ dalam bahasa Hokkien.
Kedekatan bahasa Hokkien dengan bahasa Indonesia tentu saja dapat dimengerti karena mayoritas pendatang Tionghoa di Asia Tenggara umumnya termasuklah Indonesia adalah berasal dari propinsi Fujian (Hokkien) yang memang tidak menggunakan bahasa Mandarin yang merupakan dialek Utara.

Beberapa contoh kata-kata serapan dari bahasa Hokkien

Selengkapnya, lihat kata serapan dari bahasa Tionghoa dalam bahasa Indonesia
Namun sebaliknya ada pula kosa kata bahasa Hokkien di Indonesia yang dipengaruhi oleh bahasa Indonesia (Melayu).

Hokkien Medan

Hokkien Medan merupakan varian/logat bahasa Hokkien Zhangzhou (Ciangciu) (juga disebut Min Nan di Fujian, Republik Rakyat Tiongkok) yang digunakan di Medan, Indonesia. Varian Medan ini banyak menggunakan kata-kata pinjam dari bahasa Melayu dan Indonesia, misalnya tapi, jamban, sabun (dari portugis dan juga dipakai di Taiwan), mana, pasat (plesetan dari pasar). Bahasa ini biasanya hanya diucapkan saja sehingga tidak ada bentuk tulisan standarnya.
Bahasa Hokkien di Medan dan Sumatra Utara hampir identik dengan Hokkien Penang yang digunakan di Penang dan Malaysia Utara.

Hokkien Bagansiapiapi

Bahasa Hokkien Bagansiapiapi (Bagan Hokkien) adalah varian Hokkien yang dipertuturkan di Bagansiapiapi, Riau. Walaupun merupakan varian dari dialek Tongan di Tiongkok (kelompok Quanzhou), Bagan Hokkien dalam perkembangannya mendapat pengaruh dari kelompok dialek Zhangzhou. Bagan Hokkien merupakan representatif Hokkien Sumatra atau Indonesia yang masih banyak mempertahankan kosakata asli dan sedikit meminjam kosakata dari Bahasa Melayu. Bahasa percakapan masih mempertahankan 8 buah nada dan juga tone sandhi.

Contoh perbedaan dialek logat Hokkien (Min Nan)

Varian Logat Hokkien
Xiamen (Amoy) Quanzhou (Cuanciu) Zhangzhou (Ciangciu) Chao-Shan (Tio-Snua) Leizhou (Luiciu) Haikou (Haikhao) Hokkien Medan-Penang Bahasa Taiwan yang umum Arti
lang lang lang nang nang nang lang lang orang
li leu li leu lu lu lu li kamu
hi heu hi heu hu hu hu hi ikan
ti teu ti teu tu tu tu ti babi
khi kheu khi kheu khu khu khi khi pergi
gu geu gi geu ngu ngu ua gi/gu/ue bahasa
kue kue ke koi koi koi ke ke/kue ayam
pueq pueq peq poiq poiq poiq peq peq/pueq delapan
bue bue be boi boi boi be be/bue membeli
ce ceu ce co ce ce ce ce duduk
kng kng knui kng kui kui kui kng terang
ng ng wnui ng wui wui ui ng kuning
hng hng hnui hng hui hui hui hng jauh
mng mng mui mng mui mui mui mng pintu
sng sng snui sng sui tui sui sng asam
cuigu cuigu cuigu cuigu cuibu tuiku gu gu kerbau
pnia pnia pnia pnia pia pia pia pnia kue
thnia thnia thnia thnia thia hia thia thnia mendengar
hnia hnia hnia hnia hia hia koko hnia abang
knia kna knia knia kia kia kia knia anak
cabou cabou caboknia cabou cabeu tabou cabou cabou perempuan
tapou tapou tapou tapou capeu tapou tapou capou/tapou laki-laki
haosni haosni haosne haosne haose haote tapou kia haosne/haosni anak lelaki
snilit snilit snejit snejit sejiek tejit sejit snejit/snelit ulang tahun
litthao lithao jitthao jikthao jiekthao jit`hao jithao jitthao/litthao matahari
geqniu geuqniu gueqnio gueqnio buenio buenio gueqnio gueqniu/geqniu/gueqnio bulan
ynu ynu yno yno yo yo yo ynu/yno kambing
hniu hniu hnio hnio hio hio hio hniu/hnio dupa
wun wun wun wung wung wung hang-hang wun hangat
tiong tiong tiong tong tiang tong tiong tiong tengah

Rumpun bahasa Tionghoa

Rumpun bahasa Tionghoa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Tionghoa
汉语/漢語;中文
Dituturkan di Tiongkok, Taiwan, Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, dan komunitas Tionghoa lainnya di seluruh dunia.
Wilayah --
Jumlah penutur 1,2 miliar  (tidak ada tanggal)
Rumpun bahasa
Sino-Tibet
  • Bahasa Tionghoa
Status resmi
Bahasa resmi di Tiongkok, Taiwan, Singapura
Diatur oleh di Tiongkok: berbagai badan(dalam bahasa Tionghoa)
di Taiwan: National Languages Committee
di Singapura: Mandarin Promotion Council
Kode-kode bahasa
ISO 639-1 zh
ISO 639-2 chi (B) / zho (T)
ISO 639-3
Bahasa Tionghoa (汉语/漢語, 华语/華語, atau 中文; pinyin: hànyǔ, huáyǔ, atau zhōngwén) adalah bagian dari rumpun bahasa Sino-Tibet. Meskipun kebanyakan orang Tionghoa menganggap berbagai varian bahasa Tionghoa lisan sebagai satu bahasa, variasi dalam bahasa-bahasa lisan tersebut sebanding dengan variasi-variasi yang ada dalam misalkan bahasa Roman; bahasa tertulisnya juga telah berubah bentuk seiring dengan perjalanan waktu, meski lebih lambat dibandingkan dengan bentuk lisannya, dan oleh sebab itu mampu melebihi variasi-variasi dalam bentuk lisannya.
Sekitar 1/5 penduduk dunia menggunakan salah satu bentuk bahasa Tionghoa sebagai penutur asli, maka jika dianggap satu bahasa, bahasa Tionghoa merupakan bahasa dengan jumlah penutur asli terbanyak di dunia. Bahasa Tionghoa (dituturkan dalam bentuk standarnya, Mandarin) adalah bahasa resmi Tiongkok dan Taiwan, salah satu dari empat bahasa resmi Singapura, dan salah satu dari enam bahasa resmi PBB.
Istilah dan konsep yang digunakan orang Tionghoa untuk berpikir tentang bahasa berbeda dengan yang digunakan orang-orang Barat; ini disebabkan oleh efek pemersatu aksara Tionghoa yang digunakan untuk menulis dan juga oleh perbedaan dalam perkembangan politik dan sosial Tiongkok dibandingkan dengan Eropa. Tiongkok berhasil menjaga persatuan budaya dan politik pada waktu yang bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Romawi, masa di mana Eropa terpecah menjadi negara-negara kecil yang perbedaannya ditentukan oleh bahasa.
Sebuah perbedaan utama antara konsep Tiongkok mengenai bahasa dan konsep Barat akan bahasa, ialah bahwa orang-orang Tiongkok sangat membedakan bahasa tertulis (wen) dan bahasa lisan (yu). Pembedaan ini diperluas sampai menjadi pembedaan antara kata tertulis (zi) dan kata yang diucapkan (hua). Sebuah konsep untuk sebuah bahasa baku yang berbeda dan mempersatukan bahasa lisan dengan bahasa tertulis ini dalam bahasa Tionghoa tidaklah terlalu menonjol. Ada beberapa varian bahasa Tionghoa lisan, di mana bahasa Mandarin adalah yang paling penting dan menonjol. Tetapi di sisi lain, hanya ada satu bahasa tertulis saja. (Lihat paragraf di bawah ini).
Bentuk karakter cetak kuno dari zhongwen.
Bahasa Tionghoa lisan adalah semacam bahasa intonasi yang berhubungan dengan bahasa Tibet dan bahasa Myanmar, tetapi secara genetis tidak berhubungan dengan bahasa-bahasa tetangga seperti bahasa Korea, bahasa Vietnam, bahasa Thai dan bahasa Jepang. Meskipun begitu, bahasa-bahasa tersebut mendapat pengaruh yang besar dari bahasa Tionghoa dalam proses sejarah, secara linguistik maupun ekstralinguistik. Bahasa Korea dan bahasa Jepang sama-sama mempunyai sistem penulisan yang menggunakan aksara Tionghoa, yang masing-masing dipanggil Hanja dan Kanji. Di Korea Utara, Hanja sudah tidak lagi digunakan dan Hangul ialah satu-satunya cara untuk menampilkan bahasanya sementara di Korea Selatan Hanja masih digunakan. Bahasa Vietnam juga mempunyai banyak kata-kata pinjam dari bahasa Tionghoa dan pada masa dahulu menggunakan aksara Tionghoa.

Hubungan antara bahasa Tionghoa lisan dan bahasa Tionghoa tulis

Peta penyebaran dialek sinitik di dataran Tiongkok.
Untuk informasi mengenai bahasa Tionghoa lisan dan tertulis, lihat bahasa Tionghoa lisan dan bahasa Tionghoa tertulis
Hubungan antara bahasa Tionghoa lisan dan tertulis cukup kompleks - kompleksitas hubungan ini makin dipersulit dengan adanya bermacam-macam variasi bahasa Tionghoa lisan yang telah melewati evolusi selama berabad-abad sejak setidaknya zaman akhir-dinasti Han. Meskipun begitu, bentuk tulisannya tidak mengalami perubahan yang sebesar itu.
Hingga abad ke-20, kebanyakan tulisan Tionghoa yang formal berbentuk Tionghoa Klasik (wenyan) yang sangat berbeda dari semua varian lisan Tionghoa seperti halnya bahasa Latin Klasik berbeda dari bahasa Roman modern. Aksara Tionghoa yang lebih mirip dengan bahasa lisannya digunakan untuk menulis karya-karya informal seperti novel-novel yang mengandung bahasa sehari-hari.
Sejak Gerakan 4 Mei (1919), standar formal tulisan Tionghoa adalah baihua (Bahasa Tionghoa Vernakular), yang mempunyai tata bahasa dan kosa kata yang mirip - namun tidak sama - dengan tata bahasa dan kosa kata bahasa Tionghoa lisan modern. Meskipun hanya sedikit karya baru yang ditulis dalam Tionghoa Klasik, Tionghoa Klasik masih dipelajari di tingkat SMP dan SMU di Tiongkok dan menjadi bagian dari ujian tes masuk universitas.
Aksara Tionghoa adalah huruf-huruf yang tidak berubah meskipun cara pengucapannya berbeda. Jadi meskipun "satu" dalam bahasa Mandarin adalah "yi", dalam bahasa Kantonis adalah "yat" dan dalam bahasa Hokkien adalah "tsit/cit", mereka semua berasal dari satu kata Tionghoa yang sama dan masih menggunakan satu huruf yang sama: 一. Namun, cara penggunaan huruf-huruf tersebut tidak sama dalam setiap dialek Tionghoa. Kosa kata yang digunakan dalam dialek-dialek tersebut juga telah diperluas. Selain itu, meski kosa kata yang digunakan dalam karya sastra masih sering mempunyai persamaan antara dialek-dialek yang berbeda (setidaknya dalam penggunaan hurufnya karena cara bacanya berbeda), kosa kata untuk bahasa sehari-hari seringkali mempunyai banyak perbedaan.
Interaksi yang kompleks antara bahasa Tionghoa tertulis dan lisan bisa digambarkan melalui bahasa Kantonis. Terdapat dua bentuk standar yang digunakan untuk menulis bahasa Kantonis: Kantonis tertulis formal dan Kantonis tertulis biasa (bahasa sehari-hari). Kantonis tertulis formal sangat mirip dengan bahasa Tionghoa tertulis dan bisa dimengerti oleh seorang penutur bahasa Tionghoa tanpa banyak kesulitan, namun Kantonis tertulis formal cukup berbeda daripada Kantonis lisan. Kantonis tertulis biasa lebih mirip dengan Kantonis lisan tapi sulit dimengerti oleh penutur bahasa Tionghoa yang belum terbiasa.
Bahasa Kantonis mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan bahasa-bahasa daerah non-Tionghoa lainnya karena mempunyai bentuk tulisan standar yang digunakan secara luas. Bahasa-bahasa daerah lainnya tidak mempunyai bentuk tulisan standar alternatif seperti Kantonis namun mereka menggunakan huruf-huruf lokal atau menggunakan huruf-huruf yang dianggap kuno di "baihua".
Selain bahasa diatas, ada pula jenis bahasa Tionghoa lain yang dituturkan seperti bahasa Hakka atau khek dan bahasa Tiochiu.

Perkembangan bahasa Tionghoa

Kategorisasi perkembangan bahasa Tionghoa masih menjadi perdebatan di antara para ahli-ahli bahasa. Salah satu sistem yang pertama diciptakan oleh ahli bahasa Swedia bernama Bernhard Karlgren; sistem yang sekarang dipakai merupakan revisi dari sistem ciptaannya.
Bahasa Tionghoa Lama adalah bahasa yang umum pada zaman awal dan pertengahan dinasti Zhou (abad ke-11 hingga 7 SM) - hal ini dibuktikan dengan adanya ukiran pada artifak-artifak perunggu, puisi Shijing, sejarah Shujing, dan sebagian dari Yijing (I Ching). Tugas merekonstruksi Bahasa Tionghoa Lama dimulai oleh para filologis dinasti Qing. Unsur-unsur fonetis yang ditemukan dalam kebanyakan aksara Tionghoa juga menunjukkan tanda-tanda cara baca lamanya.
Bahasa Tionghoa Pertengahan adalah bahasa yang digunakan pada zaman dinasti Sui, dinasti Tang dan dinasti Song (dari abad ke-7 hingga 10 Masehi). Bahasa ini dapat dibagi kepada masa awalnya - yang direfleksikan oleh tabel rima Qieyun 切韻 (601 M) dan masa akhirnya pada sekitar abad ke-10 - yang direfleksikan oleh tabel rima Guangyun 廣韻. Bernhard Karlgren menamakan masa ini sebagai 'Tionghoa Kuno'. Ahli-ahli bahasa yakin mereka dapat membuat rekonstruksi yang menunjukkan bagaimana bahasa Tionghoa Pertengahan diucapkan. Bukti cara pembacaan bahasa Tionghoa Pertengahan ini datang dari berbagai sumber: varian dialek modern, kamus-kamus rima, dan transliterasi asing. Sama seperti bahasa Proto-Indo-Eropa yang bisa direkonstruksi dari bahasa-bahasa Eropa modern, bahasa Tionghoa Pertengahan juga bisa direkonstruksi dari dialek-dialek modern. Selain itu, filologis Tionghoa zaman dulu telah berjerih payah dalam merangkum sistem fonetis Tionghoa melalui "tabel rima", dan tabel-tabel ini kini menjadi dasar karya ahli-ahli bahasa zaman modern. Terjemahan fonetis Tionghoa tehadap kata-kata asing juga memberikan banyak petunjuk tentang asal-muasal fonetis bahasa Tionghoa Pertengahan. Meskipun begitu, seluruh rekonstruksi bahasa tersebut bersifat sementara; para ahli telah membuktikan misalnya, melakukan rekonstruksi bahasa Kantonis modern dari rima-rima musik Kantonis (Cantopop) modern akan memberikan gambaran yang sangat tidak tepat mengenai bahasanya.
Perkembangan bahasa Tionghoa lisan sejak masa-masa awal sejarah hingga sekarang merupakan perkembangan yang sangat kompleks. Klasifikasi di bawah menunjukkan bagaimana kelompok-kelompok utama bahasa Tionghoa berkembang dari satu bahasa yang sama pada awalnya.
Klasifikasi bahasa Tionghoa.
Hingga pertengahan abad ke-20, kebanyakan orang Tiongkok yang tinggal di selatan Tiongkok tidak dapat berbahasa Tionghoa. Bagaimanapun juga, walaupun adanya campuran antara pejabat-pejabat dan penduduk biasa yang bertutur dalam berbagai dialek Tionghoa, Mandarin Nanjing menjadi dominan setidaknya pada masa dinasti Qing yang menggunakan bahasa Manchu sebagai bahasa resmi. Sejak abad ke-17, pihak Kekaisaran telah membentuk Akademi Orthoepi (正音書院 Zhengyin Shuyuan) dalam usaha untuk membuat cara pembacaan mengikuti standar Beijing (Beijing adalah ibukota Qing), namun usaha-usaha tersebut kurang berhasil. Mandarin Nanjing akhirnya digantikan penggunaannya di pengadilan kekaisaran dengan Mandarin Beijing dalam 50 tahun terakhir dinasti Qing pada akhir abad ke-19. Bagi para penduduk biasa, meskipun berbagai variasi bahasa Tionghoa telah dituturkan di Tiongkok pada waktu itu, bahasa Tionghoa yang standar masih belum ada. Penutur-penutur non-Tionghoa di selatan Tiongkok juga terus berkomunikasi dalam dialek-dialek daerah mereka dalam segala aspek kehidupan.
Keadaan berubah dengan diciptakannya (di Tiongkok dan Taiwan) sistem pendidikan sekolah dasar yang mempunyai komitmen dalam mengajarkan bahasa Tionghoa. Hasilnya, bahasa Tionghoa sekarang dituturkan dengan lancar oleh hampir semua orang-orang di Tiongkok Daratan dan Taiwan. Di Hong Kong, bahasa pendidikan masih tetap bahasa Kantonis namun bahasa Tionghoa semakin menunjukkan kepentingannya.

Bilangan dalam bahasa Tionghoa dengan bahasa Melayu/Indonesia

Bilangan Bahasa Tionghoa Bahasa Indonesia
0 líng nol
1 satu
2 èr dua
3 sān tiga
4 empat
5 lima
6 liù enam
7 tujuh
8 delapan
9 jiǔ sembilan
10 shí sepuluh
20 èr shí dua puluh
30 sān shí tiga puluh
40 sì shí empat puluh
50 wǔ shí lima puluh
60 liù shí enam puluh
70 qī shí tujuh puluh
80 bā shí delapan puluh
90 jiǔ shí sembilan puluh
100 bǎi seratus
1000 qiān seribu
10000 wàn sepuluh ribu
100000 shí wàn seratus ribu
1000000 bǎi wàn satu juta
100000000 jí/qiān wàn seratus juta
1000000000000 zhào satu triliun