Chan Eling
Kamis, 27 November 2014
SMP TAMANSISWA CIBADAK: Perguruanku sayang .... Perguruanku .....
SMP TAMANSISWA CIBADAK: Perguruanku sayang .... Perguruanku .....: Perguruan Tamansiswa Cibadak adalah salah satu Lembaga Perjuangan di bidang pendidikan ... berdiri sejak 1932 ... di kota Cibadak. Niat Suci...
Minggu, 02 November 2014
Bahasa Mandarin
Bahasa Mandarin
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
"Mandarin" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari Mandarin, lihat Mandarin (disambiguasi).
Bahasa Mandarin | |
---|---|
北方话 | |
Dituturkan di | Republik Rakyat Tiongkok, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, dan komunitas keturunan Cina lainnya di seluruh dunia |
Wilayah | Sebagian besar bagian utara dan barat daya Cina; dimengerti secara luas di bagian lainnya. |
Jumlah penutur | 867,2 juta (tidak ada tanggal) |
Rumpun bahasa |
Sino-Tibet
|
Status resmi | |
Bahasa resmi di | dalam bentuk standar Putonghua atau Guoyu: Cina, Taiwan, Singapura. |
Diatur oleh | di Tiongkok: berbagai badan di Taiwan: Mandarin Promotion Council di Singapura: Promote Mandarin Council/Speak Mandarin Campaign [1] |
Kode-kode bahasa | |
ISO 639-1 | zh |
ISO 639-2 | chi (B) / zho (T) |
ISO 639-3 | – |
Dalam pengertian yang sempit, Mandarin berarti Putonghua 普通话 dan Guoyu 國語 yang merupakan dua bahasa standar yang hampir sama yang didasarkan pada bahasa lisan Beifanghua* (lihat di bawah). Putonghua adalah bahasa resmi Cina dan Guoyu adalah bahasa resmi Taiwan. Putonghua - yang biasanya malah dipanggil Huayu - juga adalah salah satu dari empat bahasa resmi Singapura.
Dalam pengertian yang luas, Mandarin berarti Beifanghua (secara harafiah berarti "bahasa percakapan Utara"), yang merupakan sebuah kategori yang luas yang mencakup beragam jenis dialek percakapan yang digunakan sebagai bahasa lokal di sebagian besar bagian utara dan barat daya Cina, dan menjadi dasar bagi Putonghua dan Guoyu. Beifanghua mempunyai lebih banyak penutur daripada bahasa apapun yang lainnya dan terdiri dari banyak jenis termasuk versi-versi yang sama sekali tidak dapat dimengerti.
Seperti ragam-ragam bahasa Tionghoa lainnya, ada banyak orang yang berpendapat bahwa bahasa Mandarin itu merupakan semacam dialek, bukan bahasa.
* Dalam bahasa Indonesia dibaca: Peifanghua
Daftar isi
Asal kata Mandarin
Kata "mandarin" dalam bahasa Indonesia sendiri diserap dari bahasa Inggris yang mendeskripsikan bahasa Tionghoa juga sebagai bahasa Mandarin. Namun sebenarnya, kata "Mandarin" ini diserap bahasa Inggris dari Portugis mandarim, yang berasal dari Melayu [ˈməntəri] menteri.[1][2].Sumber yang lain menyebutkan Mandarin secara harfiah berasal dari sebutan orang asing kepada pembesar-pembesar Dinasti Qing pada zaman dulu. Dinasti Qing adalah dinasti yang didirikan oleh suku Manchu, sehingga pembesar-pembesar kekaisaran biasanya disebut sebagai Mandaren (Hanzi: 滿大人) yang berarti "Pembesar Manchu". Dari sini, bahasa yang digunakan oleh para pejabat Manchu waktu itu juga disebut sebagai "bahasa Mandaren". Penulisannya berevolusi menjadi "Mandarin" di kemudian hari.
Nama-nama lain
- Guoyu - (Hanzi: 國語) adalah sebutan lain bagi dialek Utara bahasa Han yang kita kenal sebagai bahasa Mandarin. Guoyu berarti harfiah "bahasa nasional", sesuai dengan kenyataan bahasa Mandarin ditetapkan sebagai bahasa resmi pemerintahan dan nasional di beberapa negara seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Tiongkok di Taiwan.
- Huayu (Hanzi: 華語) adalah nama lain dari dialek Utara bahasa Han yang kita kenal sebagai bahasa Mandarin sekarang ini. Huayu berarti harfiah "bahasa Hua", merupakan bahasa yang umum digunakan oleh orang Tiongkok dalam hal ini menunjuk kepada bahasa Mandarin yang luas dituturkan.
Bahasa Hokkien
Bahasa Hokkien
Bahasa Hokkien | |
---|---|
闽南语/閩南語; | |
Dituturkan di | Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok, Singapura, Indonesia, Malaysia dan daerah lain di mana komunitas Hokkien menetap |
Wilayah | Provinsi Fujian selatan; daerah Chaozhou-Shantou di provinsi Guangdong; bagian paling selatan provinsi Zhejiang; hampir seluruh Taiwan; hampir seluruh Hainan (jika Qiong Wen ikut dihitung); Semenanjung Leizhou di provinsi Guangdong |
Jumlah penutur | 49 juta (tidak ada tanggal) |
Rumpun bahasa | |
Status resmi | |
Bahasa resmi di | tidak ada |
Diatur oleh | tidak ada |
Kode-kode bahasa | |
ISO 639-1 | zh |
ISO 639-2 | chi (B) / zho (T) |
ISO 639-3 | – |
Bahasa Hokkien ini sendiri terbagi atas banyak logat di antaranya logat Ciangciu (Zhangzhou), logat Cuanciu (Quanzhou) dan logat Emui (Xiamen, dulu Amoy). Bahasa Tiochiu (Chaozhou) adalah juga salah satu logat dalam bahasa Hokkien, namun karena penduduk Tiochiu tersebar di daerah Guangdong utara, maka bahasa Tiochiu kemudian mendapat pengaruh dari bahasa Kanton menjadi logat dalam bahasa Hokkien yang dekat dengan bahasa Kanton (lihat bahasa Kantonis).
Di Indonesia sendiri, bahasa Hokkien umumnya dikenal sebagai bahasa ibu (mother tongue) komunitas Tionghoa di Medan, Pekanbaru, Palembang, Kepulauan Riau, dan beberapa daerah lainnya.
Daftar isi
Bahasa Hokkien dan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia banyak menyerap kata-kata dari bahasa-bahasa Tionghoa, namun yang paling banyak diserap bukanlah berasal dari bahasa Mandarin namun dari bahasa Hokkien. Hal ini diketahui karena bahasa Hokkien memiliki ciri khas fonologis di mana fonem /f/ pada posisi dalam bahasa Mandarin padanannya adalah fonem /h/ dalam bahasa Hokkien.Kedekatan bahasa Hokkien dengan bahasa Indonesia tentu saja dapat dimengerti karena mayoritas pendatang Tionghoa di Asia Tenggara umumnya termasuklah Indonesia adalah berasal dari propinsi Fujian (Hokkien) yang memang tidak menggunakan bahasa Mandarin yang merupakan dialek Utara.
Beberapa contoh kata-kata serapan dari bahasa Hokkien
- Hokkien - Mandarin: Fújiàn
- hongshui - Mandarin: Feng Shui
- Kong Hu Cu - Mandarin: Kong Fu Zi
- Tahu (tauhu) - Mandarin: dòufu
- Tionghoa - Mandarin: Zhong hua
- Tiongkok - Mandarin: Zhong guo
- Loteng - Mandarin: Loutien
- Bakso - Mandarin: Rou wan
- Siomai - Mandarin: Jiaozi
Namun sebaliknya ada pula kosa kata bahasa Hokkien di Indonesia yang dipengaruhi oleh bahasa Indonesia (Melayu).
Hokkien Medan
Hokkien Medan merupakan varian/logat bahasa Hokkien Zhangzhou (Ciangciu) (juga disebut Min Nan di Fujian, Republik Rakyat Tiongkok) yang digunakan di Medan, Indonesia. Varian Medan ini banyak menggunakan kata-kata pinjam dari bahasa Melayu dan Indonesia, misalnya tapi, jamban, sabun (dari portugis dan juga dipakai di Taiwan), mana, pasat (plesetan dari pasar). Bahasa ini biasanya hanya diucapkan saja sehingga tidak ada bentuk tulisan standarnya.Bahasa Hokkien di Medan dan Sumatra Utara hampir identik dengan Hokkien Penang yang digunakan di Penang dan Malaysia Utara.
Hokkien Bagansiapiapi
Bahasa Hokkien Bagansiapiapi (Bagan Hokkien) adalah varian Hokkien yang dipertuturkan di Bagansiapiapi, Riau. Walaupun merupakan varian dari dialek Tongan di Tiongkok (kelompok Quanzhou), Bagan Hokkien dalam perkembangannya mendapat pengaruh dari kelompok dialek Zhangzhou. Bagan Hokkien merupakan representatif Hokkien Sumatra atau Indonesia yang masih banyak mempertahankan kosakata asli dan sedikit meminjam kosakata dari Bahasa Melayu. Bahasa percakapan masih mempertahankan 8 buah nada dan juga tone sandhi.Contoh perbedaan dialek logat Hokkien (Min Nan)
Xiamen (Amoy) | Quanzhou (Cuanciu) | Zhangzhou (Ciangciu) | Chao-Shan (Tio-Snua) | Leizhou (Luiciu) | Haikou (Haikhao) | Hokkien Medan-Penang | Bahasa Taiwan yang umum | Arti |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
lang | lang | lang | nang | nang | nang | lang | lang | orang |
li | leu | li | leu | lu | lu | lu | li | kamu |
hi | heu | hi | heu | hu | hu | hu | hi | ikan |
ti | teu | ti | teu | tu | tu | tu | ti | babi |
khi | kheu | khi | kheu | khu | khu | khi | khi | pergi |
gu | geu | gi | geu | ngu | ngu | ua | gi/gu/ue | bahasa |
kue | kue | ke | koi | koi | koi | ke | ke/kue | ayam |
pueq | pueq | peq | poiq | poiq | poiq | peq | peq/pueq | delapan |
bue | bue | be | boi | boi | boi | be | be/bue | membeli |
ce | ceu | ce | co | ce | ce | ce | ce | duduk |
kng | kng | knui | kng | kui | kui | kui | kng | terang |
ng | ng | wnui | ng | wui | wui | ui | ng | kuning |
hng | hng | hnui | hng | hui | hui | hui | hng | jauh |
mng | mng | mui | mng | mui | mui | mui | mng | pintu |
sng | sng | snui | sng | sui | tui | sui | sng | asam |
cuigu | cuigu | cuigu | cuigu | cuibu | tuiku | gu | gu | kerbau |
pnia | pnia | pnia | pnia | pia | pia | pia | pnia | kue |
thnia | thnia | thnia | thnia | thia | hia | thia | thnia | mendengar |
hnia | hnia | hnia | hnia | hia | hia | koko | hnia | abang |
knia | kna | knia | knia | kia | kia | kia | knia | anak |
cabou | cabou | caboknia | cabou | cabeu | tabou | cabou | cabou | perempuan |
tapou | tapou | tapou | tapou | capeu | tapou | tapou | capou/tapou | laki-laki |
haosni | haosni | haosne | haosne | haose | haote | tapou kia | haosne/haosni | anak lelaki |
snilit | snilit | snejit | snejit | sejiek | tejit | sejit | snejit/snelit | ulang tahun |
litthao | lithao | jitthao | jikthao | jiekthao | jit`hao | jithao | jitthao/litthao | matahari |
geqniu | geuqniu | gueqnio | gueqnio | buenio | buenio | gueqnio | gueqniu/geqniu/gueqnio | bulan |
ynu | ynu | yno | yno | yo | yo | yo | ynu/yno | kambing |
hniu | hniu | hnio | hnio | hio | hio | hio | hniu/hnio | dupa |
wun | wun | wun | wung | wung | wung | hang-hang | wun | hangat |
tiong | tiong | tiong | tong | tiang | tong | tiong | tiong | tengah |
Rumpun bahasa Tionghoa
Rumpun bahasa Tionghoa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Tionghoa | |
---|---|
汉语/漢語;中文 | |
Dituturkan di | Tiongkok, Taiwan, Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, dan komunitas Tionghoa lainnya di seluruh dunia. |
Wilayah | -- |
Jumlah penutur | 1,2 miliar (tidak ada tanggal) |
Rumpun bahasa |
Sino-Tibet
|
Status resmi | |
Bahasa resmi di | Tiongkok, Taiwan, Singapura |
Diatur oleh | di Tiongkok: berbagai badan(dalam bahasa Tionghoa) di Taiwan: National Languages Committee di Singapura: Mandarin Promotion Council |
Kode-kode bahasa | |
ISO 639-1 | zh |
ISO 639-2 | chi (B) / zho (T) |
ISO 639-3 | – |
Sekitar 1/5 penduduk dunia menggunakan salah satu bentuk bahasa Tionghoa sebagai penutur asli, maka jika dianggap satu bahasa, bahasa Tionghoa merupakan bahasa dengan jumlah penutur asli terbanyak di dunia. Bahasa Tionghoa (dituturkan dalam bentuk standarnya, Mandarin) adalah bahasa resmi Tiongkok dan Taiwan, salah satu dari empat bahasa resmi Singapura, dan salah satu dari enam bahasa resmi PBB.
Istilah dan konsep yang digunakan orang Tionghoa untuk berpikir tentang bahasa berbeda dengan yang digunakan orang-orang Barat; ini disebabkan oleh efek pemersatu aksara Tionghoa yang digunakan untuk menulis dan juga oleh perbedaan dalam perkembangan politik dan sosial Tiongkok dibandingkan dengan Eropa. Tiongkok berhasil menjaga persatuan budaya dan politik pada waktu yang bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Romawi, masa di mana Eropa terpecah menjadi negara-negara kecil yang perbedaannya ditentukan oleh bahasa.
Sebuah perbedaan utama antara konsep Tiongkok mengenai bahasa dan konsep Barat akan bahasa, ialah bahwa orang-orang Tiongkok sangat membedakan bahasa tertulis (wen) dan bahasa lisan (yu). Pembedaan ini diperluas sampai menjadi pembedaan antara kata tertulis (zi) dan kata yang diucapkan (hua). Sebuah konsep untuk sebuah bahasa baku yang berbeda dan mempersatukan bahasa lisan dengan bahasa tertulis ini dalam bahasa Tionghoa tidaklah terlalu menonjol. Ada beberapa varian bahasa Tionghoa lisan, di mana bahasa Mandarin adalah yang paling penting dan menonjol. Tetapi di sisi lain, hanya ada satu bahasa tertulis saja. (Lihat paragraf di bawah ini).
Bahasa Tionghoa lisan adalah semacam bahasa intonasi yang berhubungan dengan bahasa Tibet dan bahasa Myanmar, tetapi secara genetis tidak berhubungan dengan bahasa-bahasa tetangga seperti bahasa Korea, bahasa Vietnam, bahasa Thai dan bahasa Jepang. Meskipun begitu, bahasa-bahasa tersebut mendapat pengaruh yang besar dari bahasa Tionghoa dalam proses sejarah, secara linguistik maupun ekstralinguistik. Bahasa Korea dan bahasa Jepang sama-sama mempunyai sistem penulisan yang menggunakan aksara Tionghoa, yang masing-masing dipanggil Hanja dan Kanji. Di Korea Utara, Hanja sudah tidak lagi digunakan dan Hangul ialah satu-satunya cara untuk menampilkan bahasanya sementara di Korea Selatan Hanja masih digunakan. Bahasa Vietnam juga mempunyai banyak kata-kata pinjam dari bahasa Tionghoa dan pada masa dahulu menggunakan aksara Tionghoa.
Daftar isi
Hubungan antara bahasa Tionghoa lisan dan bahasa Tionghoa tulis
Untuk informasi mengenai bahasa Tionghoa lisan dan tertulis, lihat bahasa Tionghoa lisan dan bahasa Tionghoa tertulisHubungan antara bahasa Tionghoa lisan dan tertulis cukup kompleks - kompleksitas hubungan ini makin dipersulit dengan adanya bermacam-macam variasi bahasa Tionghoa lisan yang telah melewati evolusi selama berabad-abad sejak setidaknya zaman akhir-dinasti Han. Meskipun begitu, bentuk tulisannya tidak mengalami perubahan yang sebesar itu.
Hingga abad ke-20, kebanyakan tulisan Tionghoa yang formal berbentuk Tionghoa Klasik (wenyan) yang sangat berbeda dari semua varian lisan Tionghoa seperti halnya bahasa Latin Klasik berbeda dari bahasa Roman modern. Aksara Tionghoa yang lebih mirip dengan bahasa lisannya digunakan untuk menulis karya-karya informal seperti novel-novel yang mengandung bahasa sehari-hari.
Sejak Gerakan 4 Mei (1919), standar formal tulisan Tionghoa adalah baihua (Bahasa Tionghoa Vernakular), yang mempunyai tata bahasa dan kosa kata yang mirip - namun tidak sama - dengan tata bahasa dan kosa kata bahasa Tionghoa lisan modern. Meskipun hanya sedikit karya baru yang ditulis dalam Tionghoa Klasik, Tionghoa Klasik masih dipelajari di tingkat SMP dan SMU di Tiongkok dan menjadi bagian dari ujian tes masuk universitas.
Aksara Tionghoa adalah huruf-huruf yang tidak berubah meskipun cara pengucapannya berbeda. Jadi meskipun "satu" dalam bahasa Mandarin adalah "yi", dalam bahasa Kantonis adalah "yat" dan dalam bahasa Hokkien adalah "tsit/cit", mereka semua berasal dari satu kata Tionghoa yang sama dan masih menggunakan satu huruf yang sama: 一. Namun, cara penggunaan huruf-huruf tersebut tidak sama dalam setiap dialek Tionghoa. Kosa kata yang digunakan dalam dialek-dialek tersebut juga telah diperluas. Selain itu, meski kosa kata yang digunakan dalam karya sastra masih sering mempunyai persamaan antara dialek-dialek yang berbeda (setidaknya dalam penggunaan hurufnya karena cara bacanya berbeda), kosa kata untuk bahasa sehari-hari seringkali mempunyai banyak perbedaan.
Interaksi yang kompleks antara bahasa Tionghoa tertulis dan lisan bisa digambarkan melalui bahasa Kantonis. Terdapat dua bentuk standar yang digunakan untuk menulis bahasa Kantonis: Kantonis tertulis formal dan Kantonis tertulis biasa (bahasa sehari-hari). Kantonis tertulis formal sangat mirip dengan bahasa Tionghoa tertulis dan bisa dimengerti oleh seorang penutur bahasa Tionghoa tanpa banyak kesulitan, namun Kantonis tertulis formal cukup berbeda daripada Kantonis lisan. Kantonis tertulis biasa lebih mirip dengan Kantonis lisan tapi sulit dimengerti oleh penutur bahasa Tionghoa yang belum terbiasa.
Bahasa Kantonis mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan bahasa-bahasa daerah non-Tionghoa lainnya karena mempunyai bentuk tulisan standar yang digunakan secara luas. Bahasa-bahasa daerah lainnya tidak mempunyai bentuk tulisan standar alternatif seperti Kantonis namun mereka menggunakan huruf-huruf lokal atau menggunakan huruf-huruf yang dianggap kuno di "baihua".
Selain bahasa diatas, ada pula jenis bahasa Tionghoa lain yang dituturkan seperti bahasa Hakka atau khek dan bahasa Tiochiu.
Perkembangan bahasa Tionghoa
Kategorisasi perkembangan bahasa Tionghoa masih menjadi perdebatan di antara para ahli-ahli bahasa. Salah satu sistem yang pertama diciptakan oleh ahli bahasa Swedia bernama Bernhard Karlgren; sistem yang sekarang dipakai merupakan revisi dari sistem ciptaannya.Bahasa Tionghoa Lama adalah bahasa yang umum pada zaman awal dan pertengahan dinasti Zhou (abad ke-11 hingga 7 SM) - hal ini dibuktikan dengan adanya ukiran pada artifak-artifak perunggu, puisi Shijing, sejarah Shujing, dan sebagian dari Yijing (I Ching). Tugas merekonstruksi Bahasa Tionghoa Lama dimulai oleh para filologis dinasti Qing. Unsur-unsur fonetis yang ditemukan dalam kebanyakan aksara Tionghoa juga menunjukkan tanda-tanda cara baca lamanya.
Bahasa Tionghoa Pertengahan adalah bahasa yang digunakan pada zaman dinasti Sui, dinasti Tang dan dinasti Song (dari abad ke-7 hingga 10 Masehi). Bahasa ini dapat dibagi kepada masa awalnya - yang direfleksikan oleh tabel rima Qieyun 切韻 (601 M) dan masa akhirnya pada sekitar abad ke-10 - yang direfleksikan oleh tabel rima Guangyun 廣韻. Bernhard Karlgren menamakan masa ini sebagai 'Tionghoa Kuno'. Ahli-ahli bahasa yakin mereka dapat membuat rekonstruksi yang menunjukkan bagaimana bahasa Tionghoa Pertengahan diucapkan. Bukti cara pembacaan bahasa Tionghoa Pertengahan ini datang dari berbagai sumber: varian dialek modern, kamus-kamus rima, dan transliterasi asing. Sama seperti bahasa Proto-Indo-Eropa yang bisa direkonstruksi dari bahasa-bahasa Eropa modern, bahasa Tionghoa Pertengahan juga bisa direkonstruksi dari dialek-dialek modern. Selain itu, filologis Tionghoa zaman dulu telah berjerih payah dalam merangkum sistem fonetis Tionghoa melalui "tabel rima", dan tabel-tabel ini kini menjadi dasar karya ahli-ahli bahasa zaman modern. Terjemahan fonetis Tionghoa tehadap kata-kata asing juga memberikan banyak petunjuk tentang asal-muasal fonetis bahasa Tionghoa Pertengahan. Meskipun begitu, seluruh rekonstruksi bahasa tersebut bersifat sementara; para ahli telah membuktikan misalnya, melakukan rekonstruksi bahasa Kantonis modern dari rima-rima musik Kantonis (Cantopop) modern akan memberikan gambaran yang sangat tidak tepat mengenai bahasanya.
Perkembangan bahasa Tionghoa lisan sejak masa-masa awal sejarah hingga sekarang merupakan perkembangan yang sangat kompleks. Klasifikasi di bawah menunjukkan bagaimana kelompok-kelompok utama bahasa Tionghoa berkembang dari satu bahasa yang sama pada awalnya.
Hingga pertengahan abad ke-20, kebanyakan orang Tiongkok yang tinggal di selatan Tiongkok tidak dapat berbahasa Tionghoa. Bagaimanapun juga, walaupun adanya campuran antara pejabat-pejabat dan penduduk biasa yang bertutur dalam berbagai dialek Tionghoa, Mandarin Nanjing menjadi dominan setidaknya pada masa dinasti Qing yang menggunakan bahasa Manchu sebagai bahasa resmi. Sejak abad ke-17, pihak Kekaisaran telah membentuk Akademi Orthoepi (正音書院 Zhengyin Shuyuan) dalam usaha untuk membuat cara pembacaan mengikuti standar Beijing (Beijing adalah ibukota Qing), namun usaha-usaha tersebut kurang berhasil. Mandarin Nanjing akhirnya digantikan penggunaannya di pengadilan kekaisaran dengan Mandarin Beijing dalam 50 tahun terakhir dinasti Qing pada akhir abad ke-19. Bagi para penduduk biasa, meskipun berbagai variasi bahasa Tionghoa telah dituturkan di Tiongkok pada waktu itu, bahasa Tionghoa yang standar masih belum ada. Penutur-penutur non-Tionghoa di selatan Tiongkok juga terus berkomunikasi dalam dialek-dialek daerah mereka dalam segala aspek kehidupan.
Keadaan berubah dengan diciptakannya (di Tiongkok dan Taiwan) sistem pendidikan sekolah dasar yang mempunyai komitmen dalam mengajarkan bahasa Tionghoa. Hasilnya, bahasa Tionghoa sekarang dituturkan dengan lancar oleh hampir semua orang-orang di Tiongkok Daratan dan Taiwan. Di Hong Kong, bahasa pendidikan masih tetap bahasa Kantonis namun bahasa Tionghoa semakin menunjukkan kepentingannya.
Bilangan dalam bahasa Tionghoa dengan bahasa Melayu/Indonesia
Bilangan | Bahasa Tionghoa | Bahasa Indonesia |
---|---|---|
0 | líng | nol |
1 | yī | satu |
2 | èr | dua |
3 | sān | tiga |
4 | sì | empat |
5 | wǔ | lima |
6 | liù | enam |
7 | qī | tujuh |
8 | bā | delapan |
9 | jiǔ | sembilan |
10 | shí | sepuluh |
20 | èr shí | dua puluh |
30 | sān shí | tiga puluh |
40 | sì shí | empat puluh |
50 | wǔ shí | lima puluh |
60 | liù shí | enam puluh |
70 | qī shí | tujuh puluh |
80 | bā shí | delapan puluh |
90 | jiǔ shí | sembilan puluh |
100 | bǎi | seratus |
1000 | qiān | seribu |
10000 | wàn | sepuluh ribu |
100000 | shí wàn | seratus ribu |
1000000 | bǎi wàn | satu juta |
100000000 | jí/qiān wàn | seratus juta |
1000000000000 | zhào | satu triliun |
Selasa, 28 Oktober 2014
Pakaian Tradisional Kaum Cina
Pakaian Tradisional Kaum Cina : Samfoo & Cheongsam
![]() |
Pakaian traditional Masyarakat Cina. Foto : kosmo.com.my |
Pakaian cheongsam atau ‘baju panjang’ yang selesa dan anggun juga
sering dilihat hingga ke hari ini. Lazimnya, cheongsam mempunyai leher
yang tinggi, butang di bahagian bahu, bentuk yang sendat di pinggang dan
belahan di kiri dan kanan kain. Pakaian ini selalunya diperbuat
daripada kain sutera, satin dan lain-lain jenis kain lembut.
PAKAIAN TRADISIONAL KAUM CINA LELAKI
Samfoo membawa maksud 'baju dan seluar' dalam dialek Kantonis. Ia merupakan pakaian harian wanita keturunan Cina selain dari 'cheong sam'. Ia digemari oleh wanita-wanita separuh umur dan yang bekerja di ladang, lombong atau di rumah. Samfoo diperbuat daripada kain nipis yang tidak bercorak atau berbunga halus.
PAKAIAN TRADISIONAL KAUM CINA LELAKI
Samfoo membawa maksud 'baju dan seluar' dalam dialek Kantonis. Ia merupakan pakaian harian wanita keturunan Cina selain dari 'cheong sam'. Ia digemari oleh wanita-wanita separuh umur dan yang bekerja di ladang, lombong atau di rumah. Samfoo diperbuat daripada kain nipis yang tidak bercorak atau berbunga halus.
![]() |
Samfoo. Foto : budayapakaiandimalaysia |
Samfoo turut dipakai oleh lelaki berketurunan Cina tetapi mempunyai
sedikit perbezaan dengan samfoo yang dipakai oleh wanita Cina. Pakaian
ini terdiri daripada baju yang longgar dan terbelah di depan dan
berkolar tinggi serta dipakai bersama seluar longgar seperti seluar baju
Melayu. Pakaian ini biasanya diperbuat daripada kain lembut seperti
kain sutera. Pakaian tradisional ini jarang sekali dipakai oleh lelaki
berketurunan Cina di Malaysia.
PAKAIAN TRADISIONAL KAUM CINA PEREMPUAN
Cheongsam atau disebut juga Qipao merupakan pakaian wanita dengan corak bangsa Tionghoa dan menikmati kesuksesan dalam dunia busana internasional. Nama “Cheongsam” bererti “pakaian panjang”, diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dari dialek Propinsi Guangdong (Canton) di Tiongkok.Cheongsam merupakan gaun khas masyarakat Cina yang melekat di tubuh sehingga menonjolkan bentuk tubuh si pemakainya. Cheongsam tradisional banyak menggunakan bahan satin atau sutera yang bermotif khas. Beberapa motif yang umum dipakai untuk cheongsam adalah bunga, burung, naga, dan sebagainya.
PAKAIAN TRADISIONAL KAUM CINA PEREMPUAN
Cheongsam atau disebut juga Qipao merupakan pakaian wanita dengan corak bangsa Tionghoa dan menikmati kesuksesan dalam dunia busana internasional. Nama “Cheongsam” bererti “pakaian panjang”, diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dari dialek Propinsi Guangdong (Canton) di Tiongkok.Cheongsam merupakan gaun khas masyarakat Cina yang melekat di tubuh sehingga menonjolkan bentuk tubuh si pemakainya. Cheongsam tradisional banyak menggunakan bahan satin atau sutera yang bermotif khas. Beberapa motif yang umum dipakai untuk cheongsam adalah bunga, burung, naga, dan sebagainya.
![]() |
Cheongsam. Foto : auntiefashion |
Motif-motif tersebut mempunyai makna-makna tertentu dan hanya dapat dikenakan kaum sosial tertentu sahaja:
• Peony
Selama lebih dari 5000 tahun, motif bunga peony umum dikenakan wanita China. Bunga yang juga menjadi bunga nasional bangsa China ini memiliki simbol kekayaan dan kesejahteraan
• Teratai
Dalam tradisi China, bunga teratai merupakan lambang pengorbanan yang sakral. Pada masyarakat Tibet, teratai mencerminkan kecantikan yang suci.
• Bunga krisan
Bagi masyarakat china, bunga krisan adalah perlambang panjang umur.
• Ikan
Ikan juga merupakan lambang kesejahteraan.
• Burung
Motif burung adalah lambang kecantikan dan kemurnian. Namun motif burung tertentu melambangkan kelas sosial pemakainya. Burung phoenix misalnya, hanya bisa dikenakan oleh keluarga inti kerajaan. Misalnya permaisuri dan putri kaisar. Motif burung merak bisa dikenakan wanita bangsawan tingkat dua, sedangkan motif bebek mandarin bisa dikenakan kelas sosial berikutnya.
• Peony
Selama lebih dari 5000 tahun, motif bunga peony umum dikenakan wanita China. Bunga yang juga menjadi bunga nasional bangsa China ini memiliki simbol kekayaan dan kesejahteraan
• Teratai
Dalam tradisi China, bunga teratai merupakan lambang pengorbanan yang sakral. Pada masyarakat Tibet, teratai mencerminkan kecantikan yang suci.
• Bunga krisan
Bagi masyarakat china, bunga krisan adalah perlambang panjang umur.
• Ikan
Ikan juga merupakan lambang kesejahteraan.
• Burung
Motif burung adalah lambang kecantikan dan kemurnian. Namun motif burung tertentu melambangkan kelas sosial pemakainya. Burung phoenix misalnya, hanya bisa dikenakan oleh keluarga inti kerajaan. Misalnya permaisuri dan putri kaisar. Motif burung merak bisa dikenakan wanita bangsawan tingkat dua, sedangkan motif bebek mandarin bisa dikenakan kelas sosial berikutnya.
Masakan Tionghoa
Masakan Tionghoa
Penyiapan masakan Tionghoa untuk sehari-hari dapat singkat dan mudah, namun untuk acara formal bisa menjadi hidangan yang beragam dan meriah. Filosofi masakan Tionghoa adalah makanan harus memuaskan selera dan melengkapi rasa, betapapun sederhana bahan-bahannya.
Daftar isi
Sejarah
Sama seperti bangsa lain, sejak zaman primitif, orang Tionghoa bergantung pada hasil buruan dan tangkapan dari laut atau sungai. Seiring berjalannya waktu, baik produk daging hewan dan pertanian menjadi sajian dalam konsumsi sehari-hari. Pada waktu tertentu ada kecenderungan kuat pada konsumsi makanan berbasis sayur-sayuran, menyusul pengenalan agama Buddha yang melarang membunuh hewan. Kebiasaan ini meningkat pada zaman Dinasti Tang dan Song dimana populasi bertambah banyak dan agama Buddha banyak dianut.Di zaman moderen dimana ekonomi bergantung pada pertanian, selain dengan jumlah penduduk yang besar, pola konsumsi juga bergantung pada hasil-hasil pertanian dengan sedikit daging.
Karakteristik
Masakan Tionghoa menggunakan bermacam-macam bahan, mulai dari rebung, akar bunga teratai, kastanya air (Eleocharis dulcis) sirip ikan hiu, sarang burung walet, daging kura-kura, lidah bebek, cakar beruang, lidah dan insang ikan, bunga lili, dan sebagainya. Hal ini membuat orang asing menganggap masakan Tionghoa sebagai kuliner yang eksotis.Sebagian besar hidangan adalah campuran dari beberapa macam bahan. Daging dan sayur disajikan bersamaan. Bumbu dan perisa ditambahkan pada saat memasak.
Sayur atau daging dipotong kecil-kecil untuk dapat dengan mudah dimakan dengan sumpit selain agar bumbu meresap lebih cepat, dapat mempersingkat waktu dan menghemat bahan bakar.
Makanan pokok adalah beras, terutama di wilayah bagian selatan aliran Sungai Yangtze. Di utara lebih banyak mengkonsumsi gandum, jewawut, jagung, jelai, dan kaoliang (sejenis sorghum). Makanan laut terbatas dikonsumsi oleh masyarakat di pesisir pantai saja. Warga yang tinggal di pedalaman menggunakan bahan makanan laut kering atau diasinkan.
Minyak untuk memasak yang digunakan antara lain mentega, lemak hewani, minyak sayur, minyak biji kapas, minyak kedelai dan minyak kacang-kacangan. Minyak dapat menambah rasa, memberikan aroma harum sayur terhadap daging dan sebaliknya memberi sayuran rasa daging. Untuk menambah rasa, kecap dan garam dipercikkan secara bersamaan.Kacang kedelai diolah menjadi tahu, susu kedelai dan kecap.
Metode
Terdapat metode memasak yang sejak lama distandarkan di seluruh daerah antara lain merebus dengan kuah, rebus kering, rebus dengan api sedang, goreng, panggang, bakar, memasak dengan panci ganda dan mengkukus. Panggang dalam oven jarang dilakukan di rumah, sementara merebus dalam air dalam ukuran besar tidak berlaku. Mencelur dilakukan sebagai persiapan bahan-bahan sebelum memasak.Pemotongan dan penyajian bahan makanan yang benar, dimasak cepat di atas suhu panas tinggi dan ketepatan waktu adalah elemen-elemen utama dalam keahlian memasak masakan Tionghoa. Dengan 3 hal tersebut, orang Tionghoa pada khususnya, menciptakan metode chao, memasak cepat dengan sedikit minyak di atas panas tinggi, terus mengoseng serta membakarnya dengan api untuk mempertahankan rasa, kesegaran, dan kelembutan masakan. Sayur yang dimasak chao rasanya garing dan warnanya jadi lebih menarik.
- Bumbu-bumbu dan saus yang umum digunakan:
- Rempah-rempah/herba: andaliman, bunga lawang, kulit manis, cengkeh, jahe, daun bawang, cabai, bawang putih, bawang perai dan sebagainya
Delapan besar masakan Tionghoa
- Masakan Shandong (Shantung/Lu)[1], mewakili kuliner Tionghoa utara. Bahan pokok dengan tepung gandum. Masakan daerah ini dikenal dengan metode memasak memakai kaldu arak.
- Masakan Henan (Honan), dikenal dengan hidangan dengan saus asam manis.
- Masakan Sichuan (Szechwan), dikenal menggunakan banyak cabai sehingga berasa pedas. Produk terkenal antara lain jamur dan daging asin.
- Masakan Jiangsu, dibuat dari bahan-bahan yang dipilih secara seksama, mulai dari daun teh segar, rebung, jamur, buah pir dan jujube. Kategori mencakup masakan dari daerah Yangzhou, Nanjing, Suzhou dan Zhenjiang.[2]
- Masakan Zhejiang, tidak berlemak, dikenal menghasilkan rasa segar, empuk, dan harum yang lembut.[3]
- Masakan Anhui, dimasak dengan bahan-bahan yang tidak biasa menggunakan metode memasak yang seksama. Kebanyakan bahan didapat dari wilayah pegunungan.[4]
- Masakan Fujian (Fukien/Hokkien), terdiri dari hidangan berbahan dasar makanan laut.[5] Dikenal akan penggunaan gula dan hongzao (jujube merah) sebagai bahan masakan.
- Masakan Guangdong (Kwangtung/Kanton), dikenal paling beragam dan meriah karena menggunakan bahan-bahan pilihan.[6] Bumbu dari herba dan rempah-rempah. Kaldu yang digunakan berciri khas kental dan pekat. Merupakan kuliner Tionghoa pertama yang menerima pengaruh kuliner asing. Selain itu juga populer di luar negeri. Salah satu resepnya adalah chop suey, hidangan yang tidak ada di Tiongkok, melainkan dibuat di restoran-restoran masakan Kanton di Amerika Serikat yang mengikuti selera orang asing.
Daftar Alat Music Cina | Sejarah Musisi
Daftar alat musik Cina | Sejarah Musisi
Daftar alat musik Cina

Delapan kategori tersebut adalah: sutra, bambu, kayu, batu, logam, tanah liat, labu dan kulit binatang. Ada instrumen lain yang mungkin tidak cocok dengan klasifikasi tersebut. Ini adalah salah satu klasifikasi musik pertama.
Silk (丝)
Instrumen Sutra sebagian besar alat musik petik (termasuk yang dipetik, membungkuk, dan dipukul). Sejak zaman kuno Cina telah menggunakan gulungan sutra untuk string, meskipun hari ini logam atau nilon yang lebih sering digunakan. Instrumen dalam kategori sutra meliputi:
dipetik
- Guqin (Cina: 古琴; pinyin: gǔqín) - 7-senar sitar
- Se (Cina: 瑟; pinyin: SE) - 25-senar sitar dengan brige bergerak (sumber-sumber kuno mengatakan string 13, 25 atau 50)
- Guzheng (古筝) - senar sitar 16-26 dengan Brige bergerak
- Konghou (箜篌) - kecapi
- Pipa (琵琶) - berbentuk buah pir kecapi cemas dengan 4 atau 5 string
- Sanxian (三弦) - kecapi dipetik dengan tubuh ditutupi dengan kulit ular dan leher yang panjang fretless
- Ruan (Cina: 阮; pinyin: ruǎn) - kecapi berbentuk bulan dalam lima ukuran: gaoyin-, xiao-, zhong-, da-, dan diyin-, kadang-kadang disebut ruanqin (阮 琴)
- Liuqin (柳琴) – dipetik kecil, kecapi cemas dengan tubuh berbentuk buah pir dan empat senar
- Yueqin (月琴) - kecapi petik dengan tubuh kayu, leher cemas pendek, dan empat senar disetel di pasang
- Qinqin (秦 琴) - kecapi petik dengan tubuh kayu dan leher cemas; juga disebut meihuaqin (梅花 琴, harfiah "plum mekar instrumen," karena berbentuk bunga tubuhnya)
- Duxianqin (Cina disederhanakan: 独 弦 琴; tradisional Cina: 独 弦 琴) - dipetik baik dengan hanya satu string.






membungkuk
- Huqin (胡琴) - keluarga biola vertikal
- Erhu (二胡) - dua senar biola
- Zhonghu (中 胡) - dua-senar biola, line lebih rendah dari Erhu
- Gaohu (高 胡) - biola dua senar, erhu line lebih tinggi dari; juga disebut yuehu (粤 胡)
- Banhu (板胡) - dua-senar biola dengan wajah resonator dan kayu kelapa, digunakan terutama di bagian utara Cina
- Jinghu (京胡) - dua-senar biola, sangat tinggi melengking, digunakan terutama untuk opera Beijing
- Jing Erhu (京 二胡) - Erhu yang digunakan dalam opera Beijing
- Erxian (二弦) - biola dua-senar, yang digunakan dalam bahasa Kanton, Chaozhou, dan musik Nanguan
- Tiqin (提琴) - biola dua-senar, yang digunakan dalam kunqu, Chaozhou, Kanton, Fujian, dan musik Taiwan
- Yehu (椰 胡) - biola dua-senar dengan tubuh kelapa, digunakan terutama dalam bahasa Kanton dan musik Chaozhou
- Daguangxian (大 广 弦) - biola dua senar yang digunakan di Taiwan dan Fujian, terutama oleh Min Nan dan orang Hakka, juga disebut datongxian (大 筒 弦), guangxian (广 弦), dan daguanxian (大 管弦)
- Datong (大 筒) - biola dua-senar yang digunakan dalam musik tradisional Hunan
- Kezaixian (壳 仔 弦) - biola dua-senar dengan tubuh kelapa, digunakan di Taiwan opera
- Liujiaoxian (六角 弦) - biola dua-senar dengan tubuh heksagonal, mirip dengan erhu jing; digunakan terutama di Taiwan
- Tiexianzai (铁 弦 仔) - biola dua senar dengan tanduk memperkuat logam di akhir leher, digunakan di Taiwan, juga disebut guchuixian (鼓吹 弦)
- Hexian (和弦) - biola besar yang digunakan terutama di kalangan Hakka Taiwan
- Huluqin (葫芦 琴) - biola dua senar dengan tubuh labu yang digunakan oleh suku Naxi Yunnan
- Huluhu (Cina disederhanakan: 葫芦 胡; tradisional Cina: 葫 卢 胡) - biola dua-senar dengan tubuh labu digunakan oleh Zhuang Guangxi
- Maguhu (Cina disederhanakan: 马 骨 胡; tradisional Cina: 马 骨 胡; pinyin: mǎgǔhú) - biola dua senar dengan tubuh kuda tulang yang digunakan oleh Zhuang dan Buyei rakyat Cina selatan
- Tuhu (土 胡) - biola dua senar yang digunakan oleh orang-orang Zhuang Guangxi
- Jiaohu (角 胡) - biola dua-senar yang digunakan oleh orang-orang Gelao Guangxi, serta Miao dan Dong
- Sihu (四 胡) - biola empat senar dengan string disetel di pasang
- Sanhu (三 胡) - erhu 3-senar dengan string bass tambahan; dikembangkan pada 1970-an [1]
- Zhuihu (Cina disederhanakan: 坠 胡; tradisional Cina: 坠 胡) - biola dua-senar dengan fingerboard
- Zhuiqin (tradisional: 坠 琴; disederhanakan: 坠 琴) - biola dua-senar dengan fingerboard
- Leiqin (雷 琴) - biola dua-senar dengan fingerboard
- Dihu (低 胡) - biola bernada rendah dua senar dalam keluarga Erhu, dalam tiga ukuran:
- Xiaodihu (小 低 胡) - dihu kecil, disetel satu oktaf di bawah Erhu
- Zhongdihu (中 低 胡) - dihu menengah, disetel satu oktaf di bawah zhonghu
- Dadihu (大 低 胡) - besar dihu, disetel dua oktaf di bawah Erhu
- Dahu (大 胡) - nama lain untuk xiaodihu
- Cizhonghu - nama lain untuk xiaodihu
- Gehu (革 胡) - bass instrumen empat senar, disetel dan dimainkan seperti cello
- Diyingehu (低音 革 胡) - kontrabas empat instrumen senar, disetel dan dimainkan seperti double bass
- Laruan (拉 阮) - instrumen empat senar membungkuk dimodelkan pada cello
- Paqin (琶 琴) - instrumen membungkuk yg modern
- Dapaqin (大 琶 琴) - bass paqin
- Dixianqin (低 弦 琴)
- Niutuiqin atau niubatui (牛腿 琴 atau 牛 巴 腿) - biola dua-senar yang digunakan oleh orang-orang Dong Guizhou
- Matouqin (马头琴) - (Mongolia: Morin Khuur) - Mongolia dua senar "horsehead biola"
- Xiqin (奚 琴) - prototipe kuno dari keluarga huqin instrumen
- Yazheng (disederhanakan: 轧 筝; tradisional: 轧 筝) - kecapi membungkuk; juga disebut yaqin (disederhanakan: 轧 琴; tradisional: 轧 琴)
- Zhengni (筝 尼) - kecapi membungkuk; digunakan oleh orang-orang Zhuang Guangxi
- Aijieke (艾捷克) - instrumen membungkuk empat senar digunakan di Xinjiang; mirip dengan kamancheh [2]
- Sataer (萨 它 尔) - kecapi berleher panjang membungkuk digunakan di Xinjiang
Struck
- Yangqin (扬琴) - Dulcimer palu string dengan hit bervariasi menggunakan dua palu bambu
- Zhu (筑) - kecapi kuno, attact atau dipetik dengan tongkat
- Jiaoweiqin (焦 尾 琴)
Bambu (竹)
Setengah bagian dari Dinasti Song (960-1279) versi Revels Malam Han Xizai, asli oleh Gu Hongzhong; [1] para musisi perempuan di tengah gambar sedang bermain seruling bambu melintang dan guan, dan laki-laki musisi memainkan genta kayu yang disebut paiban.
Dizi, juga dikenal sebagai di (笛) atau hengdi (横笛), dan memiliki varietas termasuk qudi (曲笛) dan bangdi (梆笛) [2]., Sebuah Bawu dalam kunci F, [3].
Bambu terutama mengacu pada instrumen Eropa:, yang meliputi;
Seruling
- Dizi (笛子) - seruling bambu melintang dengan membran dengung o Bangdi (梆笛)
- Xiao (Cina disederhanakan: 箫; tradisional Cina: 箫; pinyin: Xiao) - end-blown flute; juga disebut dongxiao (Cina disederhanakan: 洞箫; tradisional Cina: 洞箫)
- Paixiao (Cina disederhanakan: 排箫; tradisional Cina: 排箫; pinyin: páixiāo) - pan pipa
- Chi (篪; pinyin: chi) - suling bambu kuno melintang
- Yue (籥; pinyin: yue) - suling bambu kuno berlekuk tiga lubang vertikal dengan jari; digunakan dalam musik dan tari ritual Konghucu
- Xindi (新 笛) - suling yang modern melintang dengan sebanyak 21 lubang
- Dongdi (侗 笛) - alat musik tiup dari orang-orang Cina selatan Dong
- Koudi (口 笛; pinyin: kǒudí) - suling bambu sangat kecil melintang
Oboes
- Guan (Cina: 管; pinyin: guǎn) - silinder buluh ganda alat musik tiup terbuat dari kayu keras (Cina Utara) atau bambu (Kanton), versi utara juga disebut guanzi (管子) atau Bili (tradisional: 筚 篥; disederhanakan:筚 篥), versi Kanton juga disebut houguan (喉管), dan versi Taiwan disebut 鸭 母 哒 仔, 鸭 母 笛, atau Taiwan guan (台湾 管)
- Suona (Cina disederhanakan: 唢呐; tradisional Cina: 唢呐) - instrumen buluh angin ganda dengan bel logam pembakaran, disebut haidi (海 笛)
Pipa buluh bebas
- Bawu (Cina disederhanakan: 巴乌; tradisional Cina: 巴乌; pinyin: bāwū) - buluh pipa bebas dengan lubang jari.
- Mangtong (芒 筒; pinyin: mángtǒng) - memproduksi pitch tunggal
Pipa buluh Tunggal
Kayu (木)
Instrumen kayu Kebanyakan dari berbagai cina kuno:
Batu (石)
Logam (金)
Clay (土)
- Mabu (马布) - pipa bambu buluh tunggal dimainkan oleh orang-orang Yi
Kayu (木)
Instrumen kayu Kebanyakan dari berbagai cina kuno:
- Zhu (Cina: 柷; pinyin: zhu) - sebuah kotak kayu yang mengecil dari atas ke bawah, dimainkan oleh memukul tongkat di dalam, digunakan untuk menandai awal musik dalam musik ritual kuno
- Yu (Cina: 敔; pinyin: yǔ) - alat musik perkusi kayu berukir dalam bentuk harimau dengan punggung bergerigi, dimainkan oleh memukul tongkat dengan ujung terbuat dari sekitar 15 batang bambu di atas kepalanya dan untuk menandai akhir dari musik
- Muyu (Cina disederhanakan: 木鱼; tradisional Cina: 木鱼; pinyin: Muyu) - sebuah balok kayu bulat diukir dalam bentuk ikan, dipukul dengan tongkat kayu, sering digunakan dalam nyanyian Buddhis
- Paiban (拍板) - sebuah genta yang terbuat dari potongan datar beberapa kayu; juga disebut bǎn (板), tánbǎn (檀板), mùbǎn (木板), atau shūbǎn (书 板), ketika digunakan bersama dengan drum dua instrumen disebut secara kolektif sebagai guban (鼓板)
- Zhuban (竹板, sebuah genta terbuat dari dua potongan bambu)
- Chiban (尺 板)
- Bangzi (梆子) – kayu balok kecil, melengking tinggi; disebut qiaozi (敲 子) atau qiaoziban (敲 子 板) di Taiwan
- Nan bangzi (南 梆子)
- Hebei bangzi (河北 梆子)
- Zhui bangzi (坠 梆子)
- Qin bangzi (秦 梆子)
Batu (石)
- Bianqing (Cina disederhanakan: 编 磬; tradisional Cina: 编 磬; pinyin: biānqìng) - rak tablet batu yang digantung dengan tali dari bingkai kayu dan dipukul menggunakan palu
- Teqing (特 钟) - sebuah lempengan batu tunggal besar tergantung oleh tali di bingkai kayu dan dipukul menggunakan palu
Logam (金)
- Bianzhong (编钟) - 65-100 lonceng perunggu tergantung di rak, dipukul menggunakan tongkat
- Fangxiang (Cina disederhanakan: 方 响; tradisional Cina: 方 响; Pinyin: fāngxiǎng; Wade-Giles: fang hsiang) - set lembaran logam yg disetel (metalofon)
- Nao (铙) - mungkin mengacu ke bel kuno atau simbal besar
- Shangnao (商 铙) - bellphoto kuno
- Bo (钹; juga disebut chazi, 镲 子) - simbal
- Xiaobo (小 钹, simbal kecil)
- Zhongbo (中 钹, juga disebut naobo (铙钹) atau zhongcuo
- Shuibo (水 钹, harfiah "simbal air")
- Dabo (大 钹, simbal besar)
- Jingbo (京 钹)
- Shenbo (深 波) - gong datar digunakan dalam musik Chaozhou, juga disebut gaobian daluo (高 边 大 锣)
- Luo (Cina disederhanakan: 锣; tradisional Cina: 锣; pinyin: Luo) - gong
- Daluo (大 锣) - gong datar besar yang bila dipukul dengan palu empuk menimbulkan suara dengan picth rendah
- Fengluo (风 锣) - secara harfiah " gong angin" gong datar besar yang dimainkan oleh rolling atau mencolok dengan palu besar empuk
- Xiaoluo (小 锣) - sebuah gong kecil yang datar lapangan meningkat bila dipukul dengan sisi tongkat kayu datar
- Yueluo (月 锣) - gong yang bernada kecil yang dilengkapi oleh sebuah string di telapak tangan dan dipukul dengan tongkat kecil; digunakan di Chaozhou musik
- Jingluo (镜 锣) - gong datar kecil yang digunakan dalam musik tradisional Fujian [3]
- Pingluo (平 锣) - gong datar [4]
- Kailuluo (开路 锣)
- Yunluo (Cina disederhanakan: 云锣; tradisional Cina: 云锣) - secara harfiah "awan gong"; 10 atau lebih gong disetel kecil di bingkai
- Shimianluo (十 面 锣) - 10 tuned gong kecil dalam bingkai
- Qing (磬) - sebuah lonceng berbentuk cangkir yang digunakan dalam ritual Budha dan musik Taois
- Daqing (大 磬) - qing besar
- Pengling (碰 铃; pinyin: pènglíng) - sepasang mangkuk kecil berbentuk lonceng cymbal jari atau terhubung dengan kabel panjang, yang melanda bersama-sama
- Dangzi (铛 子) - kecil, bulat, datar, gong disetel ditangguhkan oleh yang diikat dengan tali sutra dalam bingkai logam bulat yang terpasang pada handlephoto kayu tipis; juga disebut Dangdang (铛 铛)
- Dianqing (引 磬) - sebuah bel kecil terbalik ditempelkan di akhir handlephoto kayu tipis
- Yunzheng (云铮) - gong datar kecil yang digunakan dalam musik tradisional Fujian [4]
- Chun (錞; pinyin: chun) - bellphoto kuno
- Weichun (帷 錞) - bel tergantung kuno
- Perunggu drum (铜鼓)
- Laba (喇叭) - Sebuah panjang, lurus, terompet kuningan valveless
Clay (土)
- Xun (埙, Cina: 埙; pinyin: Xun) - Ocarina terbuat dari tanah liat
- Fou (Cina: 缶; pinyin: fǒu) - pot tanah liat dimainkan sebagai alat musik perkusi
Labu (匏)
- Sheng (Cina: 笙; pinyin: Sheng) buluh mulut organ bebas yang terdiri dari berbagai jumlah pipa bambu dimasukkan ke dalam logam (sebelumnya labu atau kayu) ruang dengan lubang jari
- Baosheng (抱 笙) - versi yang lebih besar dari Sheng
- Yu (Cina: 竽; pinyin: Yu) - kuno bebas buluh mulut organ mirip dengan sheng tetapi umumnya lebih besar
- Dia (Cina: 和; pinyin: dia) - kuno bebas buluh mulut organ mirip dengan sheng namun lebih kecil
- Hulusi (Cina disederhanakan: 葫芦丝; tradisional Cina: 葫芦丝; pinyin: Hulusi) - instrumen angin buluh bebas dengan tiga pipa bambu yang melewati dada labu; satu pipa memiliki lubang jari dan dua lainnya adalah pipa pesawat; digunakan terutama di propinsi Yunnan
- Hulusheng (Cina disederhanakan: 葫芦 笙; tradisional Cina: 葫芦 笙; pinyin: húlúshēng) - free-buluh organ mulut dengan dada angin labu; digunakan terutama di propinsi Yunnan
Hide (革)
Sebuah Chaozhou Dagu (drum besar)
Sebuah Bolang Cina Gu [5]
- Dagu - (大鼓) - Drum besar yang dimainkan dengan dua tongkat
- Huapengu (花盆 鼓) - pot bunga berbentuk drum besar yang dimainkan dengan dua tongkat; juga disebut ganggu (缸 鼓)
- Huzuo Dagu (虎 座 大鼓)
- Huzuo Wujia Gu (虎 座 鸟 架 鼓)
- Jian'gu (建 鼓)
- Bangu (板鼓) - drum kecil bernada tinggi digunakan dalam opera Beijing
- Biangu (扁 鼓) – drum datar, dimainkan dengan tongkat
- Paigu (排 鼓) - 3-7 drum set dimainkan dengan tongkat disetel
- Tanggu (堂鼓) - barel drum menengah yang dimainkan dengan dua tongkat; juga disebut tonggu (同 鼓) atau xiaogu (小鼓)
- Biqigu (荸荠 鼓) - sebuah drum yang sangat kecil bermain dengan satu tongkat, yang digunakan dalam Jiangnan sizhu
- Diangu (点 鼓; juga disebut huaigu, 怀 鼓) - drum berkepala bingkai ganda yang dimainkan dengan pemukul kayu tunggal, digunakan dalam musik ansambel Shifangu provinsi Jiangsu dan untuk menemani opera kunqu
- Huagu (花鼓) - Drum bunga
- Yaogu (腰鼓) - genderang pinggang
- Taipinggu (太平 鼓) - Drum datar dengan pegangan; juga disebut dangu (单 鼓)
- Zhangu (战鼓 atau 战鼓) - Drum perang; dimainkan dengan dua tongkat
- Bajiao gu (八角鼓) - tamborin oktagonal digunakan terutama dalam menyanyi naratif dari China utara id: 八角鼓
- Yanggegu (秧歌 鼓) - Drum menanam padi
- Bofu (搏 拊) - kuno drum yang digunakan untuk mengatur tempo
- Jiegu (羯鼓) - jam pasir berbentuk drum yang digunakan selama Dinasti Tang
- Tao (鼗; pinyin: Tao) atau taogu (鼗 鼓) - drum pelet digunakan dalam musik ritual
- Bolang Gu (拨浪鼓; pinyin: bo lang gu) drum pelet tradisional Cina dan mainan
Lain-lain
- Gudi (骨 笛) - sebuah seruling kuno yang terbuat dari tulang
- Hailuo (海螺) - shell Keong [5]
- Lilie (唎 咧) - instrumen buluh angin dengan kerucut menanggung dimainkan oleh orang-orang Li dari Hainan
- Lusheng (Cina disederhanakan: 芦笙; tradisional Cina: 芦笙; pinyin: lúshēng) - free-buluh organ mulut dengan lima atau enam pipa, dimainkan oleh berbagai kelompok etnis di barat daya China dan negara-negara tetangga
- Kouxian (口 弦) - rahang harpa, yang terbuat dari bambu atau logam
- Muye (木叶) - daun pohon digunakan sebagai instrumen angin
Langganan:
Postingan (Atom)